Masih ingat kah kau …
Ketika lampu di teras kita masih tetap menyala
Padahal hari sudah benderang terang
Udara dingin mulai menguap pergi menipis
Gemerlap bintang beranjak usai menghiasi malam ku dengan mu…
Aku masih duduk menatapmu dalam waktu yang panjang
Berharap ujung waktu tak beranjak dari kutub nya
jangan bergerak waktu….ujarku!
Kopi kental hangat yang kau suguhkan begitu membuatku jatuh cinta
Padahal hanya kopi hitam sederhana dengan campuran gula jawa
Serbuk serbuk hujan dari atap langit begitu deras jatuh tak terbebani
Dan aku masih menikmati kopi walau hanya tinggal setengah
kau duduk di hadapku dengan mata kecilmu yang indah berbinar
Ada garis rindu yang tak terputus ketika menatapmu…
Ada getar yang tak pudar ketika mengeja baris baris ketulusan mu padaku
Akh…kisah kopi sederhana ini begitu memabukan ku
Menjadi bianglala keindahan disetiap musim
Menjadi harum yang semerbak takala bunga tanjung mulai tertimpa hujan sore
Membuka seluruh keindahan yang kau simpan di balik cadarmu
Tak perduli hijau berubah menjadi merah membara
Tak perduli rindu tegagap gugup di muara imagiku