telah lama aku megembara ke tanah yang jauh
hanya berbekal namamu yang terbawa dalam luas langit
walau dahaga menganga di hujan yang tak terbendung
entah keyakinan apa yang merenggut semua imagiku
dan aku semakin terlarut dalam asap tujuh samudra mu
menenggelamkan keimanan dalam alur jauh nalar lelakiku
aku tak mungkin meninggalkan mu dikiri arahku
karena kau adalah angin utaraku...
aku tak mungkin menikam mu hingga jauh...
karena kau adalah buah khuldi ku di kuil ku
takala Adam belum tergoda bingar dunia
kau adalah susunan abjad tanpa titik
aku tak pernah membedakan antara mencinta atau membecimu...
aku tak pernah menolak atau menanti takala bumi memeluk aku
semua itu sudah dalam kaidah janjiku pada langit
tak perduli musim berubah dari jingga menjadi biru
aku adalah poros yang tak bertumpu pada sumbu kala di sisimu
aku adalah dzat yang ada pada pohon abadi di hijau musim semimu
ada dan tiada mu...
kau adalah keabadian ku
