aku lebih memilih teduh dibelantara doa
aku hanya akan membawa syair cahaya
aku hanya pelukan dingin dihamparan hangat permadanimu
aku hanya satu huruf diantara berjuta indah abjad indahmu
aku hanya satu jendela kecil yang akan riang jika kau buka
lama aku tak mengeja baris
bukan beku...
aku yang tak sanggup mengungkap sendu
kabar dari langit menghimpun awan pahit
membuat aku mengigil
aku hampir mati hati....
aku memukul mukul kekecewaan pada awan
menghujamkan hujatan pada baris matahari
mengumbar serapah pada hujan
mengapa harus jingga yang kau serap?
sedang aku masih biru beku didalamnya
saat ini aku lebih banyak mengadu
isyarat pasir masih memanggil ombak
sekejap air mengalir
sekejap batu menghadang
hidup adalah aksara panjang dimana kan ada titik yg mengakhiri
disetiap doa malamku
aku tenggelam dalam air mata
membawa harap yg tak pernah pudar
bahwa akhir dari sebuah doa adalah indah
usah meredup pelangiku