Senin, 11 November 2013

sajak angin





Kutulis sajak ini takala hujan gerimis
Ketika kaki kaki air menyentuh bumi  dengan deras
Aku berdoa pada angin…
Berhentilah berhembus raja udara
Aku ingin menatapmu tanpa derai hujan

Agar aku bisa menggegam mu dalam  tabah
Tanpa sejengkal pun ku goyah dalam asa
Karena Kamu adalah keindahan di ujung pelangi
Walau garis lengkung mu tak sempurna
Bias ikhlas  mu yang membuatku mencinta

Rahim Hawa mu melahirkan surga kecil
Yang ku sebut malaikat malaikat suci
Aku iri pada cara mu membelai  tubuh mungil malaikat malaikat mu
Kamu takan tau betapa aku mengakui
bahwa indah mu adalah bunga dari keikhlasan

aku pernah berdiri di pusaran angin
hanya tuk mencari ujung  cahaya mu
menjadi  pengembara ….
hanya tuk menemukan mu dalam  serpihan terkecil cinta
aku takan menyerah menemukan mu hingga ku kembali pulang


http://4.bp.blogspot.com/-5thVJT7u99U/Uhgo-GtS8OI/AAAAAAAAATk/8POO2faBEIk/s1600/sign.png

Kamis, 17 Oktober 2013

ikrar






Aku ikuti jejak langkah kecilmu gadis kecil
Mengikuti kearifan yang kau coba ingatkan
Aku tak akan berucap bahkan mengaduh ketika kamu pergi
Pergimu adalah kalimat bijak yang kau ingin, dan aku harus pahami

Aku tetap kan menjadi rumput di luas langitmu ….
Tak perduli kau injak dan aku mati menjadi ilalang
Akar keyakinan ku telah menjadi ikrar kepada sang pemilik arasy
Bahwa aku kan menjadi cahaya kecil mu di semu matahari

Aku takan lupa …
Detik detik yang kulalui bersama mu ……
Setiap bait kerling mata mu selalu ku tafsirkan dengan indah
Masih ingatkah jembatan kecil kayu yang kita seberangi?
Dibawah  pohon tanjung yang terguyur riak angin kecil

Senin, 02 September 2013

sajak badai








Adakah yang menerbangkan rindu menjadi abu?
Perapian yang kau nyalakan telah membakar  akar jerami
Kini hanya abu ditanah gersang yang tertiup angin kau sisakan
Entah apa salah angin hingga jerami menjadi bara ?

Kini angin hanya menerbangkan sisa kesia-sian yang membatu
Mungkin hanya  bulir air yang mengerti  betapa sedihnya  bunga bunga padma
Tanpa hadirnya cahaya dan semilir angin ….
Sejak  sajak ku terbakar ,kau tak menoleh lalu bergegas pergi begitu saja

 Firdaus yang kau ciptakan  kau  tinggalkan
Bukan karena badai…
Karena aku bukan lagi pengayuh perahu yang  kau tumpangi
Kau lebih  baik berjalan  dan tenggelam dalam taman  cakrawalamu

Sungguh aku bukan matahari yang kan selalu menjadi cahayamu
Aku bukan gulita yang kan meneduhkan malam dalam  mimpi mimpimu
Aku bukan tuan puan yang kan merajai semua  hitungan detik  waktumu
Aku hanya baris baris doa  sederhana yang mungkin sesekali kau eja


Sabtu, 24 Agustus 2013

semesta hati








aku ingat hari ini....
ini adalah hari dimana semesta bertasbih
semua begitu terang benderang
berjuta cahaya memancar ke langit bingar
kumandang pujian begitu kekal terhantar
tapi ada satu cahaya yang tertinggal.....
tersipu di awan kecil yang genit
sinarnya tak tertandingi kilaunya

apa yang dia tunggu?
ah...kiranya dia sedang menunggu raja angin datang
membawa pujian kata kata tuk mengisi kantung kirana cintanya
dia kan semaikan abjad abjad cinta  tuk hilangkan igauan lembar hati

adinda, aku bukankah penyair tinta emas yang pandai merajuk 
aku hanya pelukis langit 
lukisan ku hanya berbingkai semilir angin dan kuas jerami
garis yang ku gambar pun kadang tak utuh jika kau pandang 
begitu sederhana ......
sungguh aku ingin melukiskanmu sempurna dalam romansa ku
 

entah sampai kapan kan ku gores garis garis lengkung pelangimu
selama langit bertiangkan gunung
selama akar pohon tak berhenti menggantung pada bumi
selama angin bermanja pada desirnya 
percayalah....
aku kan tetap memuji mu dengan tasbih kayu pemberianmu
dalam doa yang terhantar kala malam diujung pagi
kala batas senja dan gelap berganti.



happy birth day adinda 8813

Jumat, 24 Mei 2013

surat pendek untuk senja







aku rindu mengeja baris tentangmu.....
seperti rindu laut pada biru
seperti jingga pada awan
 ya ini rindu yang sama.....

sajakku tak mengering...
aku masih di musim rintik air yang sama
dengan payung hitam yang kau beri
aku masih meneduh di setiaku
kemarau bait yang kemarin itu buka jeda
aku tak lupa dengan kalimat kalimat doa untumu....
aku ingin kau teduh diufuk langitmu

langit senja di imagiku bukan hanya keindahan
ia adalah uraian indah tanpa henti
laksana rintik hujan yang tak tertahankan di savana 
hingga aku tak pernah jenuh  tenggelam di dalam mu
segala tentangmu sudah ku hisap sendiri ...
hingga ku lupa rongga paruku tak cukup menahanya

jingga...
bisakah kau tak pisahkan anatara malam dan senja?
aku ingin , kau indah tak terpisahkan
biar....waktu saja yang memilih
antara jingga dan langit
aku ingin cinta memadukan nya
hinga ufuk menjadi cerah
dan kau pun tesenyum di dalamnya





Rabu, 20 Februari 2013

jendela kecil



aku lebih memilih teduh dibelantara doa
aku hanya akan membawa syair cahaya
aku hanya pelukan dingin dihamparan hangat permadanimu
aku hanya satu huruf diantara berjuta indah abjad indahmu
aku hanya satu jendela kecil yang akan riang jika kau buka

lama aku tak mengeja baris
bukan beku...
aku yang tak sanggup mengungkap sendu
kabar dari langit menghimpun awan pahit
membuat aku mengigil
aku hampir mati hati....

aku memukul mukul kekecewaan pada awan
menghujamkan hujatan pada baris matahari
mengumbar serapah pada hujan
mengapa harus jingga yang kau serap?
sedang aku masih biru beku didalamnya

saat ini aku lebih banyak mengadu
isyarat pasir masih memanggil ombak
sekejap air mengalir
sekejap batu menghadang
hidup adalah aksara panjang dimana kan ada titik yg mengakhiri


disetiap doa malamku
aku tenggelam dalam air mata
membawa harap yg tak pernah pudar
bahwa akhir dari sebuah doa adalah indah
usah meredup pelangiku





 

Puisi Dua Hati Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo