Rabu, 09 Desember 2015

Engkau ,Aku dan kopi

Ijinkan aku ingin merupa mu
Di sepanjang cahaya sebelum fana
Dideras waktu
Disetiap puja puja
Diantara ufuk terbit dan tenggelam
Yang selalu membuatku  terhanyut
Larut..

Ijinkan aku mencaci aku
Yang tak bisa melepas bait
Menghilangkan syair pujian tentang mu
Karena aku yang selalu meretas gundah mu
Hingga kamu muak...
Lalu beranjak meninggalkan matahari

Ijinkan aku melantun doa
Memohon kepada Tuhan ku
Hilangkan gigil yang begitu deras
Karena menahan rindu pada hangat asmara yang engkau bekukan

Ijinkan aku tidak menumpahkan
Kopi yang engkau tuang kan gadis
Karena aku masih mencintai engkau
Aku masih ingin menikmati seduhan mu
Hingga tetes terakhir yang memanja rasa

Ijinkan aku selalu mencintamu gadis...




Kamis, 26 November 2015

Jeda

Hujan yang sempurna
Untuk mengundang lintang pelangi
Warna nya tak terganti dan terhenti
Masih dalam warna sederhana
Namun Tak memudarkan indahnya
Masih menggumandangkan ikhlas

Aku masih di musim yang sama
Untuk Menunggu....
Dalam syair yang tak pudar
Masih menyisakan keajaiban abjad
Yang kau kagumi

Aku hampir menjadi badai tanpa deru
Gelombang tanpa riak
Angin tanpa semilir
Hanya karena aku lupa ..
Bahwa aku hanyalah keterbatasan
Antara awal dan akhir
Sebuah paragraf
Yang kau sebut
Puisi

Jumat, 13 November 2015

Hati Sembilan Nyawa

Ini musim air ke tiga 
Dimana daun daun bidara mulai lunglai
Terkikis tipis gelitik hujan
Ini keenam kali kau tumpahkan riuh
tapi belum kesembilan ...
Dan aku masih duduk di tepi yang sama
aku yang masih terikat ketamakan.... 
bukan kebijakan malaikat
Ini adalah ruh cinta yang ku hirup dari mu
Dari dulu ketika musim dalam hitungan hari
Dan masih tersisa tiga hitungan denting lonceng yang kau ikat

ini musim ke lima dimana aku masih bisa memelukmu
musim dimana angin mulai enggan beradu dengan daun
air enggan bercengkrama dengan udara
Lihat lah indah bunga tanjung mu
Kini sudah mulai menguning berubah menjadi serunai kirana
Menunggu kau pungut lalu kau simpan di benam hati

Mungkin benakmu bertanya
Masihkah aku menyimpan kesetian senja?
Ingatkah kamu?
Iman cinta yang dulu kau titip pada hembusan lembut angin November?
Ahh...aku memang tak pandai berandai
Aku hanya menguji imaji
Disela lelah yang menengadah
Ketika peluk itu kau hempas
Ketika jemari itu teruai dari gengamku
Aku masih menyimpan ikhlas yang kau lepas
Dan aku ..
Masih menelan rindu yang kau adu dihasratku
Tahukah kau jingga....?
Kamu adalah makna terindah yang ku bingkai dalam cinta

Sabtu, 21 Februari 2015

i love you in Braga





malam itu hanya kau dan aku
dua wajah
dua hati satu genggaman
satu cinta...

malam itu bintang bintang bermunculan
hanya sekedar ingin menunjukan kepada bulan
ada dua insan yang sedang meracik rindu
meramu kegelisahan yg terpendam menjadi madu

malam itu tiada kau atau aku
hanya desir hangat yg mengalir menelanjangi rasa
meluluhkan keraguan menjadi keyakinan
walau kadang nafas ini lambat menghela karena rona mu

malam itu aku coba mengungkapkan cinta 
arti cinta yang kupahami 
meski itu rahasia hati
tetapi harus kunyatakan demi keindahan mu 

malam itu aku dalam lautan gelisah
saat ku kecup mawar mu
saat kamu menutup rapat bibirmu
saat pintu itu mulai terbuka dan kamu pergi

malam itu aku dalam diam
malam itu aku dalam munafik yang tajam
malam itu aku pegangngi waktu
jangan bergegas aku ingin tetap didekapmu

 

Puisi Dua Hati Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo