Minggu, 18 Maret 2012

coffee story....





Masih ingat kah kau …
Ketika lampu  di teras kita masih tetap menyala
Padahal hari sudah benderang  terang
Udara dingin mulai  menguap pergi menipis
Gemerlap bintang beranjak  usai menghiasi malam ku dengan mu…

Aku masih duduk menatapmu dalam waktu yang panjang
Berharap ujung waktu tak beranjak dari kutub nya
jangan bergerak waktu….ujarku!
Kopi kental hangat yang kau suguhkan begitu membuatku jatuh cinta
Padahal hanya kopi hitam  sederhana  dengan  campuran gula jawa

Serbuk serbuk hujan dari atap langit  begitu deras jatuh tak terbebani
Dan aku masih menikmati kopi  walau hanya  tinggal setengah
kau duduk di hadapku dengan mata kecilmu yang indah berbinar
Ada garis rindu yang tak terputus ketika menatapmu…
Ada getar yang tak pudar ketika mengeja baris baris ketulusan mu padaku

Akh…kisah kopi sederhana ini begitu memabukan ku
Menjadi bianglala keindahan disetiap musim
Menjadi harum yang semerbak takala bunga tanjung mulai tertimpa hujan sore
Membuka seluruh keindahan yang kau simpan di balik cadarmu
Tak perduli hijau berubah menjadi merah membara
Tak perduli rindu tegagap gugup di muara imagiku


Sabtu, 10 Maret 2012

setelah hujan...





Siapa kah dia yang duduk di sudut kursi kayu dihadapku?
Matanya bertabur cahaya keindahan  yang menukik tajam menenggelamkan..
Menyilaukan ke sudut mataku yang hampir ter butakan  olehnya
Kerudung hijab birunya menyerap  semua rona  hijau di sekelilingku
Aku saja hampir terbata  tak sanggup berkata....

Baru kemarin pagi aku meratapi hujan
Takut badai tak bergegas pergi dengan halilintar besarnya...
Aku tak bisa berteriak, hanya diam menggigil dilangit yang kudiami
Redalah reda ...
Hanya doa sederhana itu yang aku tasbihkan
Dan cahaya langit pun mulai benderang  menghampiri

Aku rasa Tuhan mendengar doaku..
Doa dari hati dan wajah yang selalu ingin bertemu
Betapa tidak...
Dia seperti bunga  indah yang selalu kupandangi ketika hujan bulan Januari
Dimana harum nya selalu ku ingat  mengikat...
Harum yang terbawa angin dari timur ke barat
Menjadi  doa yang panjang kala aku tak diharapmu


Elgibran4pj
Cisangkuy 080312

Kamis, 01 Maret 2012

aku hanya lelaki....






Apa yang harus ku ikuti terang mataharikah...
Atau temaram gelap malam ?
Hatiku tak ingin bertengkar dalam redup mengikutimu
Asa ku terlalu tinggi memandangmu hingga jauh
Jauh memandang ke batas dimana ada langit yang kau kagumi

Aku baru tahu ternyata kau menyimpan kekaguman pada matahari
Ah... hampir terbakar aku menghirup aroma nya
Aku hampir terjatuh  hitam legam ditempatku berdiri
Nadiku bergerak tak berotasi lumrah....
Tubuhku melunglai  laksana daun kering terhembus angin barat...

Aku hanya lelaki..
Wajahku terbuat dari lempung hitam
Tapi hatiku terbuat dari genting kaca
Getas meretas menahan terik matahari...
Meradang  kala telaga rindu tak terbendung
sadarkah? kau telah membuatku jatuh dilantai dan terberai...


                                                                         Elgibran4pj
 

Puisi Dua Hati Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo