Kamis, 25 Desember 2014

tiga purnama








Sudah tiga purnama aku tak memandangmu
Bersembunyi dibilik jiwa yang luka
Melemahkan rindu yang tersentuh rima

Aku tahu kamu mencoba menjauhi jendela hati
Membelakangi pintu yang dulu kamu buka untuk membiarkan sejuk itu masuk

Aku datang dengan gengam cahaya 
Aku hanya membawa ikhlas
Melawan yang kau sebut tandus jiwa
Menghampiri di sisipan embun diujung daun

Dulu tak ada gundah ketika kurangku terbias jelas dihadapmu
Kini ada risau di setiap pagiku
Gundah di gelap malam ku
Cahaya itu kau redupkan ketika senja hampir dalam lingkar sempurna

Ketika kau masih disisiku 
Kau adalah pijar disetiap gerak ku
Pemandu hati yang redup....
Kamu laksana gemerlap suar di gelap samudra

Percayalah derap hati ini selalu tertuju padamu
Ketika sepi menyentuhku 
Hanya asamu yang mampu menghangatkan hasrat sunyiku

Untuk kali ini aku memohon kepada Tuhan ku 
Ijinkan dirimu hadir bersama hariku di derasnya waktu

Demi masa yang kulalaui dengan sendiriku
Demi asa yang ku arungi dengan tabahku 
Aku mencintai mu SUNGGUH

Minggu, 07 Desember 2014

sunyi

aku ambil pena 
diam 
lalu kubuang...

aku ambil malam
diam 
lalu aku hening

aku ambil sunyi
diam
lalu aku berdoa

jemariku kini kaku tak bertulang otot
pikiranku jengah di ruang kosong
jiawaku kini terbenam di palung samudra terdalam

aku begitu tersiksa rasa
aku termakan iba
aku menjadi jasad tak berjiwa di belantara akal ku


Jumat, 08 Agustus 2014

janji







Ini adalah rahasia hati
Dimana suara tak mungkin terdengar riuh
Dimana gaduh tak mungkin bergemuruh
Ini adalah janji matahari pada pagi
Ini adalah ikrar air pada bumi
Sejauh dia pergi
Dia akan kembali

Aku sudah berjanji pada Rabb ku
Bahwa ini adalah cinta
Dia menitipkan cinta itu seperti dia titipkan Khadijah pada kekasih Mu Rosullulah
Walau hanya cinta berbalut doa
Walau cinta tak bersua raga

Kekasih ..
Jika langit saja begitu setia pada senja
Mengapa aku tidak?
Jika daun gugur saja bisa menumbuhkan tunas
Mengapa kamu tidak?

Aku adalah sunyi
Aku adalah diam
Aku adalah rindam yang tak berujung
Kamu adalah aksara terindah yg pernah ku susun dalam syairku
Kamu adalah keabadian yang aku sebut CINTA


Senin, 12 Mei 2014

JINGGA





Aku mulai merasa berdosa pada langit
Membiarkan ujung jari jari ini terus berkata sombong..
Padahal dia sudah mengaduh gaduh tentang rindu 
Langit tidak berdiam 
Langit terus bergunam 
bahwa aku butuh hadirmu untuk peneduh jiwa ragaku

Aku hanya perduli kepada siapa aku 
Tanpa perlu memelas pada ke akuan ku bahwa aku hanya desir angin kecil di samudra badai keangkuhan
Aku hampir mati lemas tak bernadi
Begitu kerontang aku setelah langit tak berongga
Aku hanya bisa berbisik pada samudra 
Hantarkan uap udara pada langit jingga

Ijinkan aku memberi  cinta di setiap hela nadiku
Cintaku adalah doa doa di tengadah sepertiga malam terjagaku
Langit adalah tempat semua ucap ku terdawam 
Jangan tertidur indahku...
Jangan kau simpan dendam rindam 
Kamu adalah takdir bahagiaku
Kamu adalah  munajat terakhir di ujung nafasku




 

Puisi Dua Hati Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo