Senin, 02 September 2013

sajak badai








Adakah yang menerbangkan rindu menjadi abu?
Perapian yang kau nyalakan telah membakar  akar jerami
Kini hanya abu ditanah gersang yang tertiup angin kau sisakan
Entah apa salah angin hingga jerami menjadi bara ?

Kini angin hanya menerbangkan sisa kesia-sian yang membatu
Mungkin hanya  bulir air yang mengerti  betapa sedihnya  bunga bunga padma
Tanpa hadirnya cahaya dan semilir angin ….
Sejak  sajak ku terbakar ,kau tak menoleh lalu bergegas pergi begitu saja

 Firdaus yang kau ciptakan  kau  tinggalkan
Bukan karena badai…
Karena aku bukan lagi pengayuh perahu yang  kau tumpangi
Kau lebih  baik berjalan  dan tenggelam dalam taman  cakrawalamu

Sungguh aku bukan matahari yang kan selalu menjadi cahayamu
Aku bukan gulita yang kan meneduhkan malam dalam  mimpi mimpimu
Aku bukan tuan puan yang kan merajai semua  hitungan detik  waktumu
Aku hanya baris baris doa  sederhana yang mungkin sesekali kau eja


 

Puisi Dua Hati Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo